Senin, 23 Oktober 2017

World currently doesn't know its limit


Pelajaran Bahasa Inggris hari ini rasanya menyenangkan. Hari ini kami diajarin jualan dan berkomunikasi pake Bahasa Inggris. Dagangan yang dijual jumlahnya 10, dari hasil foto waktu tugas survei di Superindo.

Kami satu kelompok ada 5 orang. Aku nyuruh Fanani kalo buah dan sayuran yang dijual harganya murah-murah aja. Barang dagangan kami akhirnya sold out. Aku tidak sempet ngitung berapa profitnya. Because, Bu Anis keburu mbunyiin alarm pertanda waktu habis disertai tanda waktu matkul yang udah selesai.

Jam makul kedua, Pendidikan Pancasila. Pembahasan presentasi soal Pancasila sebagai Filsafat Negara. Setelah presentasi selesai, dibuka sesi pertanyaan. Rivai ngajuin pertanyaan. Wah kalo dia, mesti mbuat pertanyaan yang sulit-sulit. Pertanyaannya, “Apa kelanjutan dari peristiwa itu setelah Soekarno mengusulkan Pancasila dalam Sidang Umum PBB tahun 1960?” Kelompok yang presentasi jawabannya ngawur and nggak muasin. Aku nyoba diem. Sebenarnya sih, aku pingin banget njawab tapi aku sengaja nyimpen jawabanku dan ingin ngetes dosen juga. Wiiss.. kayak sok pinter aja. Hohoho... BTW after the presentation, Pak Ismail njawab pertanyaan Rivai dan menurutnya memuaskan.

Setelah pidato Soekarno yang berjudul “To Build A New World” peserta sidang saat itu menyambutnya dengan tepuk tangan. Tetapi kenyatannya dunia sampai saat sekarang tidak pernah menerima dan bahkan menerapkan konsep Pancasila. Sebab, penerapan Pancasila di Indonesia tidak sesukses kapitalisme di Barat.

Padahal kita tahu bahwa kapitalisme selalu mendasarkan pada persaingan bebas yang membawanya pada monopoli. Perusahaan-perusahaan saling bersaing yang akhirnya menyisakan perusahaan-perusahaan dan bank-bank besar. Perusahaan kecil akhirnya menjadi cabang dari perusahaan besar dalam dominasi absolut. Bank-bank besar juga melakukan merger terhadap bank besar lainnya karena mereka tidak bisa saling mematikan satu sama lain.

Tentu bank-bank besar ini keberadaannya berakibat kapital yang masuk menjadi besar dari industri-industri. Mereka tentu menjadi mudah menentukan industri mana yang akan mereka pilih dalam memberikan kredit modal dengan syarat tertentu.

Saat ini China menjadi negara nomor satu dalam persaingan global. Kapitalis Amerika kalah bersaing dengan China. Yang terpenting sekarang bagi negara-negara kapitalis agar mereka bisa menang bersaing ialah, bagaimana jumlah kapital mereka bisa meningkat. Tapi yang rugi tentu konsumen. Dunia saat ini ibarat iklan dari timur ke barat. Dan juga ibarat sebuah industri yang mencengkeram dari satu titik ke titik lainnya, saling menjatuhkan lawannya masing-masing. World currently doesn’t know his limit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar